Hanya Burung berkicau

Senin, 15 Oktober 2012

DOA

Karma Mengajarkan kita agar bertumpu pada kekuatan diri sendiri dan bukan kekuatan pihak lain. kita tak bisa hanya semata-mata mempercayai atau menaruh keyakinan pada orang lain; walaupun orang [junjungan] itu memiliki tingkat kebijaksanaan dan stabilitas yang baik. Semua hal mesti kita lakukan sendiri, kita harus berjalan, bahkan bermeditasi sendiri.

Semua penganut keyakinan disemua budaya mengenal suatu kegiatan yaitu berdoa. Meskipun demikian mungkin wujudnya berbeda-beda. Yang paling menentukan adalah level kesadaran seseorang dalam berdoa, seperti misalnya berdoa ketika bahagia dan bersyukur, berdoa ketika menghadapi persoalan sulit. tidak jarang seseorang justru merasa "gagal" dalam doa sehingga membawanya terseret dalam rasa "tidak mempercayai doa". Mengapa doa kadang [seperti] terkabul dan terkadang tidak di 'dengar" oleh Tuhan ?

Doa adalah tekad kita, kesungguhan dan ketulusan kita adalah kuncinya. Apakah kita benar-benar menginginkan atau membutuhkan sesuatu yang kita doakan itu atau itu [mungkin] hanya rasa kepemilikan yang tinggi, rasa berharap yang terlalu tinggi. Ibarat menabur benih, kemudian disiram dan dipelihara, dijaga dengan tulus benih itu, tetapi benih itu juga bisa mati tidak sesuai harapan kita. Pertanyaannya kemudian adalah; Apakah benih yang ditanam itu pasti akan berbuah kebaikan untuk kita atau justru menghasilkan buah keburukan?
Kita tak pernah menyadari hal itu. Yang jelas kita hanya menginginkan yang baik-baik saja dalam kehidupan kita, padahal itu tak mungkin. Buah yang pahit belum tentu pertanda buruk begitupun sebaliknya,  buah yang manis bukan berarti membawa kebaikan buat kita dan juga orang-orang disekeliling kita.




Singaraja - Bali,
Tilem Sasih Kapat, Dina Soma Pahing wuku merakih.
15 Oktober 2012

free counters