Hanya Burung berkicau

Senin, 10 Oktober 2011

OM GANESHA YA NAMAHA

Sloka Sri Ganesha :

" Vakra-Tunndda Maha Kaaya Surya-Kotti Samaprabha
Nirvighnam Kuru Me
Deva Sarva-Kaaryessu Sarvadaa  "


"Oh...Yang Mulia Ganesha, yang berbelalai dan berbadan besar yang [merupakan perwujudan] kecerdasannya bagaikan sejuta Matahari, semoga [dengan anugrah ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan] semua lancar dan mendapat perlindungan ".

Ganesha   :  Terdiri dari kata Gana , berarti kelompok, orang banyak, atau sistem pengelompokan, dan isha, berarti penguasa atau pemimpin. Ganapati : Nama lain Ganesa, adalah kata majemuk yang terdiri dari kata gana, yang berarti "kelompok", dan pati, berarti "pengatur" atau "pemimpin".

Winayaka,Vināyaka        :  Vinaayaka melambangkan kualitas dari seorang pemimpin sejati dalam semua
                                             aspek 
 "Viyate Nayake Iti Vinaayaka"
Pilleyar                              :  Anak kecil yang mulia.
Wigneswara, Vignesvar   :  Pengusir segala rintangan, Dewa saat memulai pekerjaan dan "Dewa segala
                                             rintangan.
Ekadanta                          :  Satu Gading.

Ganesha sering diasosiasikan dengan konsep Buddhi (kecerdasan), Siddhi (kekuatan spiritual), dan Riddhi (kemakmuran); tiga kualitas ini kadangkala dipersonifikasikan sebagai para dewi, yang konon menjadi para istri Ganesa. Wahana Tikus bermakna sebagai penciuman yang tajam, Ganesha mampu mendeteksi apapun dari kejauhan

"Thathpurushaya Vidmahe,
Vakratundaaya dhiimahi,
Thanno Danthi Prochodayaath ".



Ini menunjukkan bahwa Keilahian Vinaayaka adalah dimuliakan dalam mantra Gayatri. Oleh karena itu, Ganapathi menandakan potensi meresapi segala Ilahi .  Vinaayaka adalah orang yang mengusir semua kesedihan, kesulitan dan penderitaan.

Inkarnasi [perwujudan] Tuhan dalam bentuk Vakratunda, mengendarai seekor singa, adalah untuk menaklukkan setan Matsarya (Iri hati/persaingan).
Ekdanta dengan tikus sebagai kendaraan, dimaksudkan untuk menundukkan setan Madasura (kesombongan).
Mahodara adalah untuk mengalahkan setan Mohasura (delusi/maya).
Gajananda adalah untuk memberkati Sankhya Yogi dan menaklukkan setan Lobhasura (keserakahan).
Lambodara adalah untuk menundukan Krodhasura setan (amarah).
Vikata dengan mengendarai burung merak, adalah untuk menundukkan setan Kamasura (nafsu).
Vighnaraja naik ular Sesha langit, dimaksudkan untuk menaklukkan setan Mamatasura (rintangan).
Dhumra-varna menaklukkan Abhimaan Asura (kebanggaan/kesombongan).
Makna batiniah dalam menyembah Ganapathi adalah bahwa setiap hari harus didedikasikan untuk memperoleh kontrol atas setiap organ (Indriyas).

"Ganaanaam Twam Ganapathi Gam HavaamaheKavim Kaveenaam Upamasra VastamamJyeshta Raajam Brahmanaam BrahmanaspathaAanashrunvanna Oothibhi Seedha Saadanam"


Artinya: Kami memuja Mu, Tuhan iman segala rohani (Dewa Siwa). Engkau yang paling bijaksana di antara para bijaksana, yang terbaik untuk diantara segala yang terbaik. Anda adalah Tuhan awal semua penciptaan,dengan mengucapkan doa-doa semoga Tuhan mengabulkan doa kita.





RAJA DAN KECAPI


Seorang raja dari sebuah kerajaan yang belum pernah mendengar suara musik kecapi begitu terkesima mendengar suara indah kecapi. Kemudian pada suatu hari ia mendengarkannya dan berkata,"Orang baik beritahukanlah kepadaku , suara apakah itu, yang begitu mempesona, begitu menyenangkan, begitu memabukkan, begitu menggairahkan, dengan kekuatan yang begitu mengikat?"

Lalu mereka berkata kepadanya,"Paduka, itu adalah suara musik kecapi."

Maka ia berkata,"Pergilah, bawakan aku kecapi itu!"

Lalu mereka membawakan kecapi itu kepadanya tetapi ia berkata,"Cukup sudah dengan kecapi ini. Bawakan saja aku musiknya!"

Mereka lalu berujar, "Paduka, kecapi ini terdiri dari berbagai dan banyak bagian: perut, kulit, tangkai, kerangka, senar, kuda-kuda, dan upaya pemain. Dan kecapi itu bersuara karena mereka. Kecapi itu bersuara karena banyak bagian".

Lalu raja tersebut memecahkan kecapi itu menjadi ratusan bagian, memecah dan memecahnya lagi, membakarnya, menaruh abunya dalam sebuah timbunan, dan menampinya dalam sebuah tong atau mencucinya dengan air agar dapat menemukan suara musiknya.

Setelah melakukan hal ini, ia berkata, "Kecapi merupakan benda yang sungguh jelek; apapun gerangan sebuah kecapi itu, dunia telah terbawa sesat oleh benda itu".

Seseorang yang sungguh-sungguh menyelidiki  badan, sejauh apapun... badan jasmani mengada dan berubah, menyelidiki perasaan, menyelidiki persepsi , menyelidiki bentuk-bentuk pikiran, menyelidiki kesadaran sejauh apapun.... kesadaran mengada dan berubah, tidak akan ditemukan gagasan mengenai  “Diriku, Milikku, Aku”
[SN 35.205. Vina Sutta, Samyutta Nikaya]

Sabtu, 08 Oktober 2011

GURU



" Para Guru adalah yng meancarkan kebenaran,
kecemerlangan yang memiliki tubuh kedewataan "
[ RgVeda X.65.7]

Serupa bulan purnama yang terang tanpa menyilaukan,
tersenyum memandang kehidupan
Ketika beberapa ekor beruang putih mengisi kehidupan salju,
beruang-beruang itu tampak lenyap,
tampak dari kejauhaan tak ada kehidupan sama sekali.
ketika didekati kehidupan sedang bekerja disana.

Ia seperti Matahari
Hari ini tertutup awan
Esok terbekap mendung
Ia tetap memancarkan cahayanya
itulah otentik

sebagaimana bathin yang hening
tak terwakili oleh sejuta kata
tak tersingkap oleh logika
tak terlihat oleh busana

Singaraja, 08 Oktober 2011

Kamis, 06 Oktober 2011

"Aku ingin bersatu dengan Tuhan di dalam doa."

"Yang kau inginkan itu mustahil."

"Mengapa?"

"Karena di mana engkau ada,
Tuhan tidak ada;
di mana Tuhan ada,
engkau tidak ada.
Lalu bagaimana engkau bisa bersatu dengan Tuhan?"

Kemudian Sang Guru berkata:
"Carilah kesunyian. Jika engkau bersama dengan orang lain, engkau tidak sunyi.
Jika engkau bersama dengan Tuhan,
engkau tidak sunyi.
Satu-satunya jalan untuk sungguh bersatu dengan Tuhan adalah sunyi sama sekali.
Di situ moga-moga, Tuhan akan ada
dan engkau tidak ada."

[Anthony de Mello]
free counters