Hanya Burung berkicau

Senin, 10 Oktober 2011

RAJA DAN KECAPI


Seorang raja dari sebuah kerajaan yang belum pernah mendengar suara musik kecapi begitu terkesima mendengar suara indah kecapi. Kemudian pada suatu hari ia mendengarkannya dan berkata,"Orang baik beritahukanlah kepadaku , suara apakah itu, yang begitu mempesona, begitu menyenangkan, begitu memabukkan, begitu menggairahkan, dengan kekuatan yang begitu mengikat?"

Lalu mereka berkata kepadanya,"Paduka, itu adalah suara musik kecapi."

Maka ia berkata,"Pergilah, bawakan aku kecapi itu!"

Lalu mereka membawakan kecapi itu kepadanya tetapi ia berkata,"Cukup sudah dengan kecapi ini. Bawakan saja aku musiknya!"

Mereka lalu berujar, "Paduka, kecapi ini terdiri dari berbagai dan banyak bagian: perut, kulit, tangkai, kerangka, senar, kuda-kuda, dan upaya pemain. Dan kecapi itu bersuara karena mereka. Kecapi itu bersuara karena banyak bagian".

Lalu raja tersebut memecahkan kecapi itu menjadi ratusan bagian, memecah dan memecahnya lagi, membakarnya, menaruh abunya dalam sebuah timbunan, dan menampinya dalam sebuah tong atau mencucinya dengan air agar dapat menemukan suara musiknya.

Setelah melakukan hal ini, ia berkata, "Kecapi merupakan benda yang sungguh jelek; apapun gerangan sebuah kecapi itu, dunia telah terbawa sesat oleh benda itu".

Seseorang yang sungguh-sungguh menyelidiki  badan, sejauh apapun... badan jasmani mengada dan berubah, menyelidiki perasaan, menyelidiki persepsi , menyelidiki bentuk-bentuk pikiran, menyelidiki kesadaran sejauh apapun.... kesadaran mengada dan berubah, tidak akan ditemukan gagasan mengenai  “Diriku, Milikku, Aku”
[SN 35.205. Vina Sutta, Samyutta Nikaya]
free counters