Hanya Burung berkicau

Rabu, 21 Desember 2011

GOSSIP

Kadang-kadang tanpa sadar dengan bergunjing kita telah mengotori dan mengacaukan kejernihan pikiran sendiri dengan prasangka-prasangka atau praduga-praduga. Praduga-praduga itu bisa jadi samasekali tidak benar atau tidak cukup beralasan untuk dipercaya. Kita telah menilai segala sesuatu, bahkan menghakimi segala sesuatu menggunakan emosi dan subjektifitas. Apa yang telah kita lakukan, dengan tanpa sadar ini, sesungguhnya adalah menjerumuskan diri kita ke jurang 'maya', ilusi. Danitulah sesungguhnya kita sedang memasuki ruang penderitaan yang kita ciptakan sendiri.

Menghindarkan diri dari kebiasaan bergosip memang tidak mudah. tetapi dengan menyadari bahwa kita sedang bergosip dan itu bukanlah sesuatu yang baik merupakan kemajuan. Walaupun ada yang mengatakan, "Bergosip/pergunjingan Baik bagi kesehatan wanita" tetapi kadang bergosip membawa kita kepada "berbicara secara melebih-lebihkan" tentang segala sesuatu yang menurut kita 'Buruk'.

Sangat mudah 'meludah' Gosip sembarangan dan membuangnya kemana anda suka, Namun, sangat tidak mungkin membersihkannya apalagi memungutnya kembali. Begitu pula dengan gosip. Tidaklah sulit untuk menyebarluaskan isu-isu negatif, tetapi jika sudah terlanjur tersebar luas, sangat sulit untuk mengembalikan keadaan. ini akibat dari kita membiasakan indriya-indriya dan pikiran kita yang tak terkendali.

* Empat disiplin lidah (Tapa Yadnya) :
  1. hindari berbohong, 
  2. hindari bergosip-memfitnah, 
  3. hindari kata-kata kasar dan menghina, 
  4. hindari kesombongan.



Kamis, 01 Desember 2011

SEMAR MEMBANGUN KAYANGAN


 “Mulai sekarang aku meninggalkan tubuhmu, Semar. Kamu telah menjadi dirimu sendiri.” Masih terngiang-ngiang ucapan Hyang Ismaya dalam hati semar. Hanya sekilas dan sebentar saja tetapi meninggalkan berbagai pertanyaan di hatinya.” Apakah itu berarti akhir dari tugasku didunia ini?” semar bertanya-tanya dalam hati.

“Tetapi mengawal para ksatria adalah pekerjaan yang tidak pernah usai. Kesetiaan akan swadharma itu harus di pelihara sampai kapan pun, itulah tugas seorang Punakawan “ pikir semar
Tetapi kenapa Hyang Ismaya meninggalkan aku sendiri?

Tidak...tidak...tidak mungkin Hyang Ismaya meninggalkanku. Beliau hanyalah meninggalkan pandangan fisikku saja tetapi beliau tetap bersemayam dalam bathinku. Selama ini aku telah lupa dengan keadaannku sendiri. Aku telah menghambakan diriku pada kekuasaan, kenyamanan, kerakusan sementara rakyat yang negeri Amarta begitu lama menderita karena kelakuan sebagian para pemimpinnya

Mengawal Penguasa Negeri yang tak pernah bisa diharapkan, Keserakahan, Kemunafikan telah menyebabkan para Bangsawan kerajaan menjadi lupa akan rakyatnya. Semua telah memetingkan diri sendiri....Buat apa aku menghamba pada hal-hal seperti itu ? lebih baik aku pergi meninggalkan mereka dan membangun negeriku sendiri, Negeri Kahayangan yang baru. Negeri yang bebas dari keangkara-murkaan, bebas dari kesombongan, itulah kahayanganku.


Pusaka Serat Jamus Kalimasada Kali-Maha-Usada adalah solusi di jaman Kali. Hanya ajaran Kerohanianlah yang mampu menyelamatkan kita dari jeratan materialisme dan sikap egois. Pusaka Tumbak Kalawelang adalah simbol ketajaman visi, kemampuan mengawasi gerak-gerik bathin, selalu awas, selalu waspada akan sang diri. Melaksanakan tapa dengan mengendalikan indria-indria. Pusaka Payung Tunggulnaga adalah selama yang mulia Prabu Punta dewa [RajaYudistira] berkuasa maka, negeri ini akan menjadi negeri yang dipenuhi olah karakter-karakter dharma, Kejujuran, kepolosan, keterbukaan dan Profesionalisme. Karakter yang dapat dijadikan untuk membangun negeri ini.





Belahmanukan, wuku landep-Hari Kamis Pon 1 Desember 2011
free counters