Hanya Burung berkicau

Sabtu, 02 Juli 2011

SANG ALKEMIS

Santiago seorang pengembala domba dan peziarah kecil berasal dari Spanyol. Santiago cukup puas dengan kehidupannya tapi mimpi yang datang berulang kali mulai menggangu pikirannya. Hingga akhirnya....

Santiago berjumpa dengan orangtua bernama Melchizedek. Obrolan dibuka dengan topik buku yang ditenteng bocah itu. Dari buku itu, ada perhatian soal usaha mewujudkan Legenda Pribadi. Masing-masing orang punya Legenda Pribadi atau mimpi dan cita-citanya. Orangtua yang mengaku Raja Salem itu melihat banyaknya ketidakmampuan orang untuk memilih Legenda Pribadinya. Bahkan, banyak orang yang akhirnya menyerahkan hidupnya pada nasib. Orangtua itu juga menasihati, saat orang menginginkan sesuatu, alam semesta bersatu untuk membantu orang itu meraihnya. Santiago menjual dombanya dan memulai perjalanannya. Ketika tiba di sutu kota, seorang pemuda mengambil seluruh uangnya. Santiago merasa sedih dan putus asa. Hingga akhirnya dia bekerja di toko kristal.

Santiago terus berjuang menggapai mimpinya. Ia terus membaca tanda tanda kehidupan, seperti yang Melchizedek katakan, untuk cita-citanya itu. Sebelum berpisah, Melchizedek memberikan dua buah batu penolong membaca tanda [Urim dan Thummim]. Raja tua berbaju lusuh itu hanya berpesan, “Jangan pernah berhenti bermimpi, ikutilah pertanda.”

Anak muda ini melanjutkan perjalanan ke Tangier, sebuah kota pelabuhan di Afrika. Di sana, ia bekerja di sebuah toko kristal, Berkat ketekunan dan ide-ide kreatif, toko kristal itu berkembang pesat. Santiago sempat melupakan mimpinya. Perjumpaan dengan si empunya toko membuat Santiago semakin bersemangat untuk mewujudkan cita-citanya. Si empunya toko seorang yang merasa terlambat untuk mewujudkan Legenda Pribadinya. Ia takut pada perubahan. Ia lebih menikmati hidupnya di ruang tokonya selama 30 tahun. Konon, ia punya mimpi untuk pergi ke Mekah dengan menyusuri gurun, dan mengitari Kabah tujuh kali. Tapi, ia ragu dan takut gagal. Ia memutuskan tinggal memimpikannya saja.
akhirnya berangkatlah Santiago bersama rombongan, Santiago menjelajah gurun dan ketika tiba di oase ia bertemu dengan seorang wanita bermana Fatima kekasih hatinya. Takdir juga yang mempertemukan Santiago dengan sang Alkemis, Para Alkemis adalah seseorang yang bijaksana dan memiliki kekuatan luar biasa yang berasal dari wilayah arab yang di percaya berumur 200 tahun, dengan sang Alkamis inilah Santiago banyak belajar tentang kehidupan. Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita ? tanya si anak kepada sang Alkemis, Sebab di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada".

Sang Alkemis mengatakan, untuk memahami Jiwa Buana, jiwa meraih cita-cita, orang harus mempunyai keberanian. Mewujudkan impian memang tidak mudah, bahkan menakutkan. “Memang menakutkan dalam mengejar impianmu, kau mungkin kehilangan semua yang telah kau dapatkan,” kata Alkemis. Bagi Alkemis, hanya satu hal yang membuat mimpi tidak dapat diraih, yakni perasaan takut gagal. Santiago mendapat pelajaran berharga dari Sang Alkemis. Tapi, setelah mendapat bekal berharga itu, Akhirnya Santiago tiba di piramida dan dengan cara yang tidak disangka-sangka ia menemukan harta karunnya.



free counters