Seekor Kucing kecil merasa paling hebat diantara kawanan Kucing yang lain, tetapi seekor Kucing tetaplah seekor kucing tak akan pernah menjadi seekor kera ataupun singa.
Sering kita menunjukan diri kita Mampu untuk banyak hal. Sayangnya tidak semua yang kita tunjukan itu merupakan kemampuan kita yang sesungguhnya, Malahan lebih banyak hanyalah “Merasa diri ” mampu. Keasyikan bicara bagi yang suka banyak bicara membuat selalu lupa kemana arah bicara kita, Malahan lebih banyak membicarakan keburukan sahabat kita, lingkungan kita, bergunjing mengenai keburukan orang lain dan memamerkan ke-Aku-an kita.
Selalu memandang Rendah orang-orang adalah Kesombongan yang nyata dan disaat kesombongan menjelma maka kita sesungguhnya sedang lengah.
"Manusia suci [yang Baik, patut di teladani] adalah mereka yang dipenuhi kebijaksanaan, terpelajar dan berpengetahuan, tidak sombong, berbudi lembut, tidak berangasan dan tidak diliputi amarah, ia dihormati dan dituruti perintahnya."
[ ~Sarasamuscaya, 310].
Bagi orang yang berbudi, pengetahuan itu gunanya untuk
menghilangkan keangkuhan, namun bagi mereka yang tidak berbudi,
pengetahuan itu justru semakin membangkitkan keangkuhannya. Bagaikan
sinar matahari bertujuan untuk menghilangkan kegelapan, namun bagi
mereka yang sedang sakit mata dan rabun (pada burung hantu), sinar
matahari justru membuat pengelihatannya semakin kabur karena
silaunya.
[~Sarasamuscaya, 336]
[~Sarasamuscaya, 336]
Inilah yang menyebabkan munculnya kesombongan bagi si papa budi, diantaranya: widyamada, dhanamada, dan abhijanamada. Widyamada adalah mabuk/angkuh karena merasa diri berpengetahuan; dhanamada mabuk/angkuh karena merasa diri kaya; abhijanamada mabuk/angkuh karena merasa diri bangsawan.
[~Sarasamuscaya,337]