Dorongan keinginanku begitu kuat untuk membahas yang satu ini. Aku sendiri agnostik untuk hal-hal seperti mata ketiga, levitasi dan sejenisnya. Aku tak mampu membuktikannya pada diriku sendiri bahwa aku [...dan juga manusia lain] memiliki kemampuan seperti itu. tetapi aku akui bahwa dalam setiap kesempatan ada sesuatu yang mengagetkan dalam diriku aku bingung memberinya istilah, mungkin semacam intuisi, indra keenam atau apalah. Aku berusaha mencari orang-orang yang ahli dengan hal itu, mereka mengatakan aku ini memiliki potensi Pengusada. Aku melatih sebagian yang diajarkan tentunya yang sederhana dan tidak rumit.
Aku melakukan meditasi yang metodenya aku rancang sendiri. Aku terinspirasi dari metode di Sai Centre [Bhagavan Shri sathya Sai Baba] cukup sederhana dan simple sehingga akupun memberikan nama sebagai Meditasi cahaya. Aku cukup nyaman dengan metode ini dengan memakai cahaya sebagai penuntun dengan sejumlah afirmasi sederhana...aku cukup menikmatinya. Di beberapa tempat aku juga mencari referensi seperti Vipassana dan konsep kosong. Ternyata sama saja. di meditasi cahaya juga ada kosong pada akhirnya. Kosong itu diam saja [pasif] menyaksikan seberapa gemerlap cahaya diri, tentu saja kita harus menjaga cahaya itu agar semakin terang, dengan selalu berbuat kebaikan. ibarat sebuah memiliki pelita kita harus membagi pelita [=cinta kasih] kita kepada yang lain selain melupakan setiap kesalahan orang lain kita juga harus memaafkan diri kita sendiri.
Beberapa orang mempersamakan antara Intuisi dan Six sense ataupun MK3. ini bahasan yang cukup berat bagiku tetapi aku cukup terobsesi dibuatnya. Aku ingin menyingkapnya sedapat mungkin yang aku bisa. Aku sadari aliran hangat disepanjang tulang punggungku mengalir deras, energi hangat berkeliaran disekitar telingaku seperti mengikutiku kemanapun pergi. aku tak dapat "memanggilnya" dia muncul sesukanya saja. dia mungkin diluar kendaliku. Ketika kecelakaan menimpaku aku bisa mengetahuinya sebelumnya, diriku berkata dalam hati " oh...aku sebentar akan jatuh di jalan itu..." ia melintas seperti iklan sebuah produk di TV...lewat begitu saja. ya...tentu saja aku lebih sering mengabaikannya daripada "mendengarkan" bisikannya itu. Aku lebih mempercayai kondisi sadarku. Aku banyak menimbang, menggunakan akal logikakku. tetapi dia benar sementara aku mengabaikannya. Namun ketika aku memanggilnya, dia tak kunjung datang. aku ingin menunjukkan pada teman-temanku aku "memilikinya" ternyata dia tidak muncul juga...he he ..jika dipikir-pikir seperti pemain sulap saja rasanya..:) dia enggan menampakan keberadaannya pada semua orang disekelilingku.
Entahlah aku yakin setiap orang memiliki hal-hal seperti ini. Bisa membanggakan, membuat penasaran, sebagian juga menyedihkan dst. aku ingin lebih dekat dengannya tapi tak tau harus bagaimana selain hanya melalui yang aku bisa.